Another don't judge
Bukan Kisahku
Lampu merah menyala di sebuah perempatan kota dan sebuah taksi berhenti tepat di belakang garis penyebrangan. Seorang pengemis muda, berbadan tegap namun kakinya pincang mendekati jendela sopir taksi dan mengetuk. Tangannya memberi isyarat meminta sedekah, sopir menunduk dan geleng kepala.
Pengemispun berpindah ke jendela belakang, dan sang penumpang memberikan lembar lima ribuan kepadanya. Pengemispun meninggalkan taksi itu, penumpang menasehati sopir taksi, "Kenapa engkau tak melihatnya? Bukankan tiap hari engkau mendapatkan uang yang banyak? Bersedakahlah, kasihan kan pengemis itu..?"
Sopir taksi hanya diam saja. Taksi pun berhenti di tempat tujuan sang penumpang dekat Minimarket dan Pegadaian, argo menunjuk angka Rp.44.500,- dan penumpang menyodorkan lembaran 50-ribuan. "Nggak ada kembalian pak." kata sopir taksi.
"Kamu kan bisa tukarkan uang receh ke minimarket atau Pegadaian..!" jawab penumpang. Sopir pun keluar dari mobil dengan terlebih dahulu mengambil sesuatu di bawah tempat duduknya; beberapa potongan aluminium yang kemudia dirangkainya jadi sebuah kruk (alat bantu jalan). Ternyata sopir pun cacat pincang yang hampir persis dengan pengemis tadi.
Komentar